Klasifikasi Gaya Kepemimpinan menurut White dan Lippit
1.Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada
diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya
petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali
tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa,
bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol
dalam gaya ini adalah pemberian perintah.
Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan
menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan
hadiah serta menjatuhkan hukuman.
Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata
diputuskan oleh pimpinan.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai
berikut:
• Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
• Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat;
• Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat;
• Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi
dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan,
ancaman, dan hukuman.
2. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin
berdasarkan peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan
prosedur yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya.
Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat
keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa adanya
fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja
kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas
dari ketentuan yang ada.
Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis
adalah sebagai berikut:
• Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan
seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
• Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan
melakukan tugas;
• Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak
menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama
antara pimpinan dan bawahan.
Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang
terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan
konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk
merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
• Wewenang pemimpin tidak mutlak;
• Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan;
• Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan;
• Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang
terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar;
• Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
• Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih
bersifat permintaan dari pada intruksi;
• Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak,
adanya saling percaya, saling menghormati.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil
inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga
gaya ini hanya bisa berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi
dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali
menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat
sesuka hatinya. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai
berikut:
• Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam
melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai
produser;
• Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya
diberikan hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka
yang kurang berhasil, sebagai dorongan;
• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik
secara umum manajer bertindak cukup baik;
• Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan
dengan tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan
kebebasan untuk memberikan pendapatannya
No comments:
Post a Comment